Kamis, 13 Desember 2012

Digital Textile Printing





Jika selama ini pencetakan kain dalam industri tekstil dilakukan dengan cara screen printing atau roll printing, ke depan semua itu bisa jadi hanya tinggal kenangan.

Sistem cetak screen printing dan roll printing menghasilkan banyak limbah cair sehingga saat ini beberapa negara Eropa, Amerika maupun China melarang mendirikan pabrik baru yang mencemari lingkungan. Hal ini disebabkan pemerintah di negara maju sudah menerapkan eco friendly product untuk menekan limbah seminim mungkin dan digital textile printing adalah salah satu jalan keluarnya.

Pada saat ini digital textile printing boleh dikatakan masih dalam taraf awal. Ini mirip dengan perkembangan komputer. Beberapa dekade lalu, saat program personal komputer diperkenalkan, sistemnya masih menggunakan program DOS atau Wordstar dan Lotus. Belum ada operating system Windows dengan MS Office seperti saat ini. Demikian juga dalam bisnis textile printing. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :

- Harga tinta yang masih relatif mahal
- Kecepatan mencetak yang masih lambat
-Harga mesin digital printer juga masih sangat mahal

Tetapi dari tahun ke tahun, kecepatan mesin printer semakin bertambah dengan sangat pesat. Beberapa tahun yang lalu, kecepatan printer hanya mencapai 10 meter/jam tapi kini bisa mencapai rata-rata 100 meter/jam. Bahkan KORNIT dalam waktu dekat akan meluncurkan mesin printer dengan kecepatan 280 meter persegi per jam.

Di masa depan diperkirakan harga tinta akan turun drastis dibanding saat ini. Para produsen mau tidak mau harus sudah mempersiapkan diri menghadapi evolusi di dalam industri tekstil dan apparel. Memang industri screen printing untuk kelas menengah kebawah masih tetap ada. Tetapi dengan semakin kerasnya desakan dari pemerintah maupun merek-merek ternama dunia yang mempersyaratkan eco friendly product, mau tidak mau pengusaha akan mengikutinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar